Aku Ingin Lari
Sampai sekarang sedih masih kurasakan, apalagi jika aku
melihat orang tua teman-temanku berdatangan
menjenguk mereka yang tinggal di asrama sekolah. Rasa kangen bercampur bahagia
tercurah saat itu. Tapi aku hanya bisa merasa sedih, ingat pada ayahku yang
telah tiada beberapa tahun yang lalu.
Dulunya memang ayahku seorang pemabuk, tapi sempat beliau
bertaubat. Beliau juga rajin memasak membantu ibuku. Saya kangen
masakan-masakanya, gulai, rendang, sop, nasi goreng. Yang jelas, setelah dia
tinggalkan dunia kelamnya ayahku rajin membantu ibuku, termasuk memasak sayur. Mungkin
sebagai penebus rasa bersalahnya di waktu-waktu yang silam.
Di tengah-tengah keakraban antar keluarga kami yang baru saja
di mulai, tiba-tiba bapakku sakit. Yaaaaahhhhhh.......
sakit yang mengharuskannya pindah dari buaian keluarga ke rumah sakit yang di temani para dokter dan
perawat, lalu pindah lagi dari rumah sakit ke liang kubur untuk bertemu dengan maaikat mungkar dan nakir. Aku hanya bisa
berdoa semoga Allah mengampuni dosa-dosanya.
Setelah kepergian bapakku ke alam kubur, aku baru sadar. Bapakku
sangat membutuhkan doaku. Ya....... doa anak yang sholeh, yang sangat berguna
bagi orang tuanya, baik yang masih di dunia maupun yang sudah pindah ke
akhirat. Tapi apalah dayaku, aku tidak
pernah di arahkan kesana, karena profil keluargaku seperti itu. Cuma , aku
masih ingat bahwa aku harus menjadi anak yang soleh yang akan selalu memintakan
ampunan buat orang tuaku baik yang sudah berangkat ke alam barzakh maupun ibuku
yang sehat wal afiat walaupun umurnya sudah tua, mulai hari ini aku akan
berbakti kepadanya. Aku tidak akan melawannya, membantahnya apalagi
membentaknya seperti kemarin-kemarin. Aku ingin belajar menjadi anak yang
soleh.
Bersamaan aku lulus dari SDN 004 Tanjung Uma, Yayasan El Yasin Batam, membuka penerimaan
siswa baru untuk SMP IT yang siswanya di asramakan. Ingat akan tekadku untuk
menjadi anak yang sholeh, tawaran untuk masuk ke SMP Negripun aku abaikan,
karena muatan agamanya yang terlalu sedikit.
Aku langsung daftar ke SMP IT El Yasin Batam. Alhamdulilah, aku di
terima.
Mungkin karena kebiasaanku yang bebas, tidak pernah sholat,
apalagi baca al Qur’an, pada awal masuk aku sebenarnya ingin lari, aku mau
pindah, aku nggak mau sekolah di SMP IT El Yasin Batam, di tambah peraturan
yang banyak sekali, kegiatan yang padat, terlambat sholat kena hukum, nggak
boleh pulang kecuali hari libur saja, dan seabrek peraturan yang lain. Kala itu
terjadi perang yang sangat dasyat dalam hatiku antara bertahan dan keluar. Tapi,
rupanya nasihat-nasihat yang di berikan Pak Said Ali, Ust. Iwan Halim, Ust,
Wahyu, Ust. Syahrizal, dan guru-guru yang lain, pengaruhnya lebih besar, Sehingga
aku bisa bertahan.
Berjalan satu semester, aku
semakin sadar. Aku bulatkan tekad untuk tetap belajar di SMP IT ini.
karena aku ingin menjadi anak yang sholeh. Alhamdulillah, sekarang aku hafal
beberapa surat yang lumayan panjang-panjang di juz 30 dan 29 walaupun tidak
sempurna. Di tambah beberapa hadist – hadist Nabi, meninggalkan sholatpun
merasa berdosa. Tatkala di ijinkan libur pulang ke rumah, aku cium tangan ibuku sebagai tanda
baktiku padanya.
Sekarang aku
merasa senang sekolah di SMP IT ini, aku bangga dengan sekolah ini.
Ibu........
maafkan kesalahanku, dulu aku sering melawanmu, membantahmu, bahkan
membentakmu. Aku bertobat ibu. Hidayah Allah melalui SMP IT El Yasin ini telah
membukakan pintu taubat dalam hatiku.
Ya Allah.......
ampunilah dosa-dosa bapakku, lapangkanlah tempatnya di sana, dan mudahkan lah
hisabnya.
Bapak / Ibu
guruku....terima kasih atas jasa-jasamu, aku mohon jangan lelah membimbingku
dan mengarahkanku ke jalan yang benar, didiklah aku sekarang insyaAllah aku nanti yang akan mendidik anak cucumu.
Teman-temanku
ayo kita semangat dalam belajar .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar